Apakah Engkau Telah Membelah Dada Nya?
Source : google image |
Bismillahirrahmanirrahim
Ini adalah cerita tentang betapa janganlah kita memandang suatu keadaan hanya berdasarkan pandangan kita pribadi saja. Karna mungkin bisa jadi apa yang kita anggap benar ternyata adalah kesalahan yang teramat fatal.
Note : Kejadian ini adalah kejadian di waktu peperangan.
Diriwayatkan setelah kejadian perang Khaibar, Rasulullah SAW mengirimkan Sariyah-Sariyah ke berbagai pelosok, salah satu nya adalah Sariyah Ghalib bin Laits pada bulan Ramadhan tahun 7 Hijriyah. Nabi SAW mengutus kurang lebih 130 orang yang dipimpin oleh Galib Bin Laits ke suku Awal dan Tsa’labah, yang mana ini adalah 2 suku yang juga ikut dalam perang Ahzab ( Penyerangan terhadap Madinah ).
Pentingnya Mengikuti Perintah Pemimpin
Ghalib sebagai pemimpin di sini memerintahkan satu hal “Ingat, jika ada yang lari maka biarkan saja, jangan dikejar. Cukup kita menang, dan mereka tau kalau muslimin sedang menyerang”.
Di sini lah masalah mulai timbul. Seorang sahabat yang masyhur Usamah Bin Zaid, beliau dan ayah nya dikenal sebagai kekasih Nabi SAW. Suatu ketika Usamah sedang berpegangan tangan dengan sahabat anshar, ada satu musuh dari suku awal bernama Mirdas mencaci maki muslimin, mencaci maki Islam, mencaci maki Rasulullah SAW. Dia mengolok ngolok lalu kemudian lari, lalu kemudian mengolok ngolok lagi, kemudian lari lagi.
Kejadian Duel Usamah dan Mirdas
Hingga Usamah tidak tahan melihat tingkah laku orang ini, padah jelas kata pemimpin jika ada yang lari maka jangan dikejar. Usamah turun dari kuda nya, kemudian mengejar orang tersebut. Hingga terjadi duel dan Usamah berhasil menaklukan orang tersebut.
Ketika Usamah mengangkat pedang hendak membunuh Mirdas, Mirdas mengatakan dua kalimat sahadat “Ashadualla ilahailallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah”. Usamah yang mengangkat pedang bingung. “Sebelum dia kalah kita saling menyerang, kalau saya tidak membunuh dia, dia akan membunuh saya” pikirnya. Kemudian Usamah mengambil keputusan untuk membunuh Mirdas, karna pendapat beliau kalau Mirdas mengucapkan kalimat sahadat karna takut melihat pedang saja.
Setelah pasukan pulang ke Madinah membawa kemenangan, datanglah Ghalib kepada Rasulullah SAW lalu Ghalib menceritakan kejadian tersebut untuk meminta keputusan dari Rasulullah SAW, karna muslim membunuh muslim tentu ada hukuman nya. Kemudian Rasulullah memanggi usamah.
Percakapan Rasulullah SAW dengan Usamah
“Whai Usamah, yang telah terjadi?” tanya Rasulullah SAW. Kemudian Usamah menjelaskan “Wahai Rasulullah SAW, ketika sedang berperang ada orang bernama Mirdas dia berusaha untuk mencaci maki islam, mencaci maki anda. Kemudian ketika saya serang dia melawan, tentulah jika saya tidak membunuhnya maka dia akan membunuh saya. Ketika pedang nya jatuh dan aku mengangkat pedangku untuk membunuhnya, dia mengatakan Ashadualla Ilahailallah wa anna Muhammadarrasulullah” jawab Usamah.
“Lalu kenapa kau bunuh?” Rarulullah meneruskan bertanya. Kemudian Usamah menjawab “Ya Rasulullah, jelas-jelas dia mengucapkan itu untuk tameng saja, karena takut melihat pedang saya”.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda “Apakah engkau telah membelah dadanya? Sehingga engkau tau bahwasan nya dia jujur atau hanya takut karena melihat pedang?”. Ushamah masih menjawab “Wahai utusan Allah, dia benar-benar mengucapkan ketika pedang sedang aku angkat ke arah nya, bukan sahadat sebelum itu”.
Ucapan Rasulullah SAW Yang Membuat Usamah Menyesal Seumur Hidup
Kemudian Rasulullah SAW mengucapkan kalimat yang akan membuatnya menyesal seumur hidup. “Wahai Usamah, kemana kah engkau akan menghindar dari kalimat la ilahailallah pada hari kiamat?” berulang ulang kali. Maksudnya bagai mana kau bisa menghindar dai hukuman nya di hari kiamat? Kau membunuh orang yang sudah mengucapkan dua kalimat sahadat.
Kata Usamah, “Terus saja nabi SAW mengucapkan kalimat tersebut hingga aku berharap baru masuk islam, sehingga semua dosa ku dimaafkan”.
Usamah berkata, “Mulai hari itu aku tidak pernah ikut dalam peperangan apapun menghadapi muslim”. Termasuk Usamah ini adalah salah satu sahabat yang sempat hidup sampai di zaman Ali bin Abi Thalib. Kemudian ketika terjadi perang fitnah perang Jamal, perang Shiffin, perang antara Ali dengan Aisyah dengan Muawiyah. Salah satu sahabat yang tidak mau ikut campur adalah Usamah bin Zaid, “Sungguh aku tau Ali dalam keadaan benar, namun aku tidak mau lagi mengangkat pedang terhadap umat muslim setelah kejadian Mirdas” ungkap beliau.
Betapa Berat Kemarahan Rasulullah Jika Umat Muslim Melawan Umat Muslim
Mirdas saja yang masih diragukan sahadat nya berat sekali reaksi Rasulullah SAW, apalagi jika sesama umat muslim, di sana takbir di sini takbir. Betapa beratnya.
Apabila dua orang muslim yg berhadapan dgn pedangnya, maka orang yg membunuh & terbunuh berada di neraka. Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, (neraka) layak bagi yg membunuh, lalu bagaimana halnya dgn orang yg terbunuh?beliau bersabda:Karena ia juga berkeinginan membunuh temannya. [HR. ibnumajah No.3954].
Sekian. Semoga dapat diambil pelajaran dari kisah sahabat nabi Usamah bin Zaid ini. Jika ada kesalahan itu sepenuh nya kesalahan penulis, mohon dituliskan di kolom komentar untuk berdiskusi.
Awww
BalasHapusWadaw
HapusBahwa merendahkan orang lain bisa jadi alasan kita masuk neraka, masuk syurga bukan karena ibadah kita tapi karena rahmat allah.
BalasHapusSetuju
Hapus